Merupakan detail cerita dari SUTTHIBAY TRIP
"Arrgh...finally, nyentuh Sumatera juga" teriak saya dalam hati ketika menginjakkan kaki di Bandara Polonia, Medan, Rabu 10 Agustus 2011 pukul 18.05
Karena takut telat dan nghadepin macet di Bandung, saya berangkat agak pagi dari Terminal Baranang Siang Bogor naik bus MGI yang baru berangkat jam 7 pagi seharga 40ribu rupiah. Nyampe di leuwipanjang langsung naek angkot 01 ke arah Cimahi, turun di Batas Kota,kasih aja 2000 perak, terus naek 1x angkot lagi ke Patung Husein, dari Patung Husein jalan kaki atau naik ojeg ke bandara.
Jam 11 dah sampe bandara, halah, kepagian, padahal pesawat take-off jam 4 kurang 15 menit, jeda waktu cuma dihabiskan untuk ngobrol2 sama mbak2 cantik asal pekanbaru yang gawe di Bandung, dan seorang sosiolog yang akan melakukan penelitian di Bali, oleh sang sosiolog, saya dicecer banyak pertanyaan ketika dia tau saya juniornya bang Gayus Tambunan, salah satu yang ditanyain adalah "Apa sih yang diajarkan di kampus sehingga si Gayus jadi kayak gitu", saya jawab sebisanya saja, tapi insya allah mampu mengubah cara berfikir generalisasinya beliau.
Note: Airport Tax dari Bandara Husein Sastranegara Bandung.
Penerbangan Domestik= Rp 25ribu
Internasional= Rp 75ribu
Sesampainya di Polonia, saya langsung mengabari bang Jay yang menjadi host saya di Medan lewat SMS dan menetapkan gerbang Ramadhan Fair sisi Istana Maimoon sebagai meeting point pukul 9 malam. Ada waktu 3 jam buat nunggu bang Jay kelar ngajar, saya langsung menuju Ramadhan Fair dengan becak motor 15 ribu rupiah. Ramadhan Fair merupakan sebuah event tahunan di Medan yang berlangsung selama bulan Ramadhan.
RAMADHAN FAIR
Letak ramadhan fair yang berseberangan dengan Istana Maimoon dan dekat dengan Masjid Raya membuat saya leluasa menghabiskan waktu disana. Saya tiba di gerbang Ramadhan Fair sisi Istana Maimoon sekitar 10 menit sebelum berbuka puasa. Saya langsung berjalan menuju masjid raya melewati kerumunan orang yang memadati event ini, bagian depan dipenuhi oleh bapak2 dan ibu2, sebagian dari mereka membawa serta anak2nya. Masuk agak kedalam, mulai tampak penjaja kuliner, makanan yang ditawarkan cukup beragam, mulai dari lontong Medan, nasi Briyani, hingga makanan2 umum seperti nasi padang, mie, nasi goreng, dll. Area kuliner ini lebih banyak dikunjungi oleh pasangan muda-mudi, sebagian lain menjadikan ramadhan fair untuk tempat berkumpul bersama teman kampus atau teman satu komunitas.
Masjid Raya
Suara adzan berkumandang tepat ketika saya memasuki gerbang masjid, kebetulan disana ada tenda berukuran 10x4 meter yang disediakan untuk buka puasa gratis yang disponsor oleh Mie "Lidah ga pernah boong", sebagai alumni PPT(Para Pencari Ta'jil) dengan prestasi nyaris cum laude, saya langsung menuju booth mie tersebut, namun harapan tinggal harapan, mie ternyata sudah habis, yang tersisa hanyalah es teh manis, yawislah gapapa, masih alhamdulillah yah, sesuatu banget, yang penting bisa batalin puasa.
Lanjutannye ada di Ternyata Mereka GAY(2)
ditunggu lanjutannya cuiii..
BalasHapusseru abissss ini ceritanya
bagus buat referensi :D